Dalam era digital yang semakin maju, ancaman serangan siber terhadap kedaulatan digital suatu negara menjadi semakin nyata dan memprihatinkan.
Serangan siber dapat mengancam kestabilan ekonomi, politik, dan sosial, serta mengganggu operasi instansi pemerintahan dan perusahaan swasta. Dalam artikel ini, kita akan membahas serangan siber yang mengancam kedaulatan digital dan memberikan contoh beberapa instansi yang pernah menjadi korban serangan hacker.
Ancaman Serangan Siber terhadap Kedaulatan Digital
Serangan siber dapat diartikan sebagai upaya tidak sah yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk merusak, mencuri, atau mengganggu sistem komputer dan jaringan. Serangan siber dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan, baik dalam bentuk kehilangan data penting, pencurian informasi rahasia, atau bahkan sabotase infrastruktur kritis. Berikut adalah beberapa bentuk serangan siber yang dapat mengancam kedaulatan digital:
1. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service): Serangan ini bertujuan untuk menghancurkan ketersediaan suatu sistem atau layanan dengan cara membanjiri jaringan target dengan lalu lintas yang berlebihan. Serangan DDoS dapat menyebabkan layanan menjadi tidak tersedia, mengakibatkan kerugian finansial dan reputasi bagi instansi yang menjadi korban.
2. Serangan Malware: Serangan ini melibatkan pengiriman dan infeksi sistem dengan perangkat lunak berbahaya, seperti virus, worm, trojan, atau ransomware. Malware dapat merusak atau mencuri data penting, memblokir akses ke sistem, atau mengambil alih kendali terhadap perangkat yang terinfeksi.
3. Serangan Phishing: Serangan ini dilakukan dengan mengirimkan pesan palsu yang tampak sah untuk mengelabui pengguna agar memberikan informasi pribadi, seperti kata sandi atau nomor kartu kredit. Phishing dapat menyebabkan pencurian identitas dan penyalahgunaan data pengguna.
[fpc_post_grid limit=”3″ image_height=”250″ show_category_name=”false”]
Contoh Instansi yang Kena Bobol Hacker
Meskipun banyak instansi dan organisasi berinvestasi dalam keamanan siber yang kuat, serangan siber masih berhasil mengeksploitasi celah dalam sistem mereka. Berikut adalah beberapa contoh instansi terkenal yang pernah menjadi korban serangan hacker:
1. NASA
Pada tahun 2020, NASA mengumumkan bahwa salah satu servernya yang berisi informasi pribadi dari karyawan telah dibobol oleh peretas. Serangan ini mengakibatkan akses tidak sah ke data sensitif dan potensi penyalahgunaan informasi tersebut.
2. Equifax
Pada tahun 2017, perusahaan kredit besar, Equifax, mengalami serangan siber yang mengakibatkan pencurian data pribadi lebih dari 145 juta orang. Serangan tersebut terjadi karena kelalaian dalam memperbarui perangkat lunak yang rentan terhadap serangan.
3. Sony Pictures
Pada tahun 2014, Sony Pictures Entertainment menjadi korban serangan siber yang dilakukan oleh kelompok peretas yang mengklaim terkait dengan Korea Utara. Serangan ini menyebabkan pencurian data sensitif, termasuk informasi karyawan dan film yang belum dirilis.
4. Yahoo
Pada tahun 2013 dan 2014, Yahoo mengalami dua serangan siber terbesar dalam sejarah yang mengakibatkan pencurian data pribadi dari ratusan juta akun pengguna. Serangan ini mencakup informasi seperti nama, alamat email, nomor telepon, dan kata sandi yang dienkripsi.
5. Target
Pada tahun 2013, jaringan toko ritel Target menjadi target serangan siber yang mengakibatkan pencurian data pribadi dari sekitar 40 juta pelanggan. Serangan tersebut dimulai melalui serangan phishing pada vendor Target, yang kemudian memberikan akses ke sistem perusahaan.
6. JPMorgan Chase
Pada tahun 2014, JPMorgan Chase, salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, mengalami serangan siber yang mengakibatkan akses tidak sah ke data dari sekitar 76 juta rumah tangga dan tujuh juta bisnis. Serangan tersebut merupakan hasil dari serangan phishing terhadap karyawan bank.
7. Uber
Pada tahun 2016, Uber mengungkapkan bahwa data pribadi lebih dari 57 juta pengemudi dan pengguna mereka telah dicuri dalam serangan siber yang terjadi pada tahun sebelumnya. Perusahaan ini awalnya mencoba menutupi serangan tersebut dengan membayar tebusan kepada peretas.
8. Marriott International
Pada tahun 2018, Marriott International mengumumkan bahwa sistem reservasi mereka telah diretas selama beberapa tahun, mengakibatkan pencurian data pribadi dari sekitar 500 juta tamu mereka. Serangan ini terkait dengan kelompok peretasan yang diduga memiliki kaitan dengan pemerintah Tiongkok.
9. eBay
Pada tahun 2014, eBay mengalami serangan siber yang mengakibatkan peretas mendapatkan akses ke database yang berisi informasi pribadi dari lebih dari 145 juta pengguna eBay. Serangan ini juga mempengaruhi PayPal, perusahaan pembayaran online yang dimiliki oleh eBay.
10. Adobe
Pada tahun 2013, Adobe mengungkapkan bahwa serangan siber telah menyebabkan pencurian data pribadi dari sekitar 38 juta pengguna mereka. Informasi yang dicuri termasuk nama, alamat email, kata sandi yang dienkripsi, serta data kartu kredit yang terkait dengan akun pengguna.
Serangan-serangan tersebut menunjukkan pentingnya kesadaran dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi informasi pribadi dan infrastruktur dari serangan siber.
Kesimpulan
Ancaman serangan siber terhadap kedaulatan digital menjadi suatu masalah serius yang perlu ditangani dengan serius oleh pemerintah dan perusahaan. Keamanan digital harus menjadi prioritas utama untuk melindungi data sensitif, mengamankan infrastruktur kritis, dan menjaga stabilitas negara. Melalui investasi dalam teknologi keamanan canggih, pelatihan staf yang memadai, serta kesadaran yang tinggi tentang risiko serangan siber, kita dapat memperkuat pertahanan terhadap ancaman tersebut dan menjaga kedaulatan digital dengan lebih baik.
Referensi:
– https://www.nas.nasa.gov/about/faq/index.html
– https://www.ftc.gov/news-events/press-releases/2017/09/equifax-data-breach-what-know
– https://www.bbc.com/news/technology-30310434